Sabtu, 25 April 2009

Karakteristik Gunungapi Slamet

Diposting oleh FPBI di 12.01
Sejarah terakhir letusan Gunungapi Slamet terjadi pada 12-13 tahun 1988, ditandai dengan keluarnya abu dan lava dari kawah gunung api di bagian barat Jateng itu. Terkadang aktivitas vulkaniknya menggeliat dalam tempo satu tahun dengan melontarkan letusan, tapi bisa juga dalam jangka waktu hingga 53 tahun baru meletus kembali. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Dr Surono, secara karakter apabila terjadi letusan besar, bahaya utama yang dapat ditimbulkan Slamet adalah berupa luncuran awan panas, lontaran piroklastik seperti bom vulkanik, pasir dan abu serta aliran lava.

Nama :G. Slamet
Nama Lain :Slamat
Nama Kawah :K1, K2, K3 dan K4
Lokasi Geografi :71.14.30 LS dan 109.12.30 BT
Lok. Admin :Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal dan Purbalingga, Jawa Tengah
Ketinggian :3.432 m dpl
Kota Terdekat :Bumiayu, Purwokerto, dan Purbalingga
Type Gunungapi :Strato
Pos Pengamatan :Desa Gambuhan, Kab. Pemalang

Cara Pencapaian
Untuk mencapai kawah G. Slamet, pendakiannya dilakukan dari arah timur, yakni dari Bambangan. Pada tahun 1853, Junghuhn mendaki puncak G. Slamet melalui kampung Priatin, sebelah timur Kutabawa. Dalam 1923 Taverne mendaki puncaknya juga dari arah timur. Matahelumual (1961) dan Siswowidjojo (1970) mendaki puncaknya dari kampung Bambangan. Dalam tahun 1973 pendakian dari sini sampai puncaknya memerlukan waktu lk. 7 jam, kembalinya hanya dalam waktu 3 jam. Sampai ketinggian 1400 m dimana - mana masih terdapat kebun rakyat, dan setelah itu sampai ketinggian 1700 m yang ada hanya hutan pinus. Selanjutnya melalui hutan lebat dengan kayu - kayuan yang besar sampai ketinggian 2600 m, disini sebagian jalan setapak harus dirintis karena tertutup semak belukar. Sampai ketinggian lk. 3220 m masih terdapat berbagai tumbuhan kekayuan, diantaranya kayu tanganan dan wanarasa, dan makin ke atas lagi di puncaknya gundul, yang ada hanya batuan lepas (Hamidi, 1973).

Kependudukan
Daerah G. Slamet mulai dari puncak hingga kakinya dibagi ke dalam 5 wilayah kabupaten. Sektor barat - baratlaut termasuk wilayah Kabupaten Brebes, sektor utara termasuk wilayah Kabupaten Tegal, sektor timurlaut - tenggara termasuk wilayah Kabupaten Purbalingga dan sektor selatan - baratdaya termasuk wilayah Kabupaten Banyumas.
Pendataan penduduk (1998) dititikberatkan pada pengumpulan data kependudukan yang termasuk ke dalam daerah KRB I Dan KRB II dengan radius 8 - 10 km dari puncak. Wilayah tersebut sewaktu-waktu penduduknya akan terkena dampak akibat letusan.
Data kependudukan di daerah G. Slamet dan sekitarnya yang termasuk kedalam daerah KRB I (radius 10 km) dan KRB II (radius 5 km)yang potensi terkena dampak sebanyak 30.957 yang teridir dari 134.246 jiwa yang berada dalam wilayah Kab. Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas.

Sistem Pemantauan
Kegiatan G. Slamet, baik secara visual maupun kegempaan, dipantau secara terus-menerus dari Pos Pengamatan G. Slamet di Desa Gambuhan, Kabupaten Pemalang. Kegiatan kegempaan G. Slamet, dipantau dengan menggunakan seismograf (model MEQ-800) satu komponen, yang dioperasikan secara sistem radio telemetri (RTS). Sumber : PVMBG

0 komentar on "Karakteristik Gunungapi Slamet"

Posting Komentar

 

Mitigasi Copyright 2009 Reflection Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez