Sabtu, 30 Mei 2009

Gunung Bawah Laut Di Sumatera

Diposting oleh FPBI di 11.59
Penelitian yang dilakukan pasca tsunami Aceh 2004 oleh Tim Peneliti Gabungan BPPT, LIPI, PVMBG, CGG Veritas dan IPP (institut de Physique du Globe, Perancis) pada 9-27 Mei 2009 telah menemukan gunung api bawah laut (seamount) berada di posisi dengan jarak 330 kilometer arah barat dari Kota Bengkulu, Sumatera. Gunung tersebut memiliki ketinggian kurang lebih 4.600 meter pada kedalaman 5.900 meter. Kedalaman puncak dari gunung api ini berada pada kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Gunung ini mempunyai lebar sekira 50 kilometer.

Demikian dilansir dari AFP, Minggu (30/5/2009). Menurut pakar geologi kelautan Indonesia Yusuf Surahman gunung itu ditemukan awal Mei ini saat melakukan pemetaan seismik dasar laut. "Kelihatannya seperti sebuah gunung berapi karena bentuk kerucutnya, tapi mungkin juga bukan. Kami harus menyelidikinya lebih lanjut," tutur Yusuf.

Pemetaan seismik survei geologi ultra-deep diadakan atas kerjasama dengan ilmuwan Prancis dan perusahaan Geofisika CGGVeritas. Tujuannya mendapatkan gambaran batas lempeng litosfer bawah laut dan perubahan dasar laut di pusat gempa yang menimbulkan tsunami Aceh tahun 2004.
Penemuan gunung bawah laut ini masih menimbulkan kontroversi. Beberapa pihak mensinyalir bahwa gunung tersebut dapat mengalami letusan dan meminimbulkan gempa serta tsunami. Namun pihak lainnya memastikan gunung raksasa bawah laut yang ditemukan di perairan Sumatera tidak akan meletus dan tidak menyebabkan bencana tsunami.
"Saya berani jamin gunung itu tidak akan meletus," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono. Namun begitu, tentu saja dengan adanya temuan ini harus terus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perkembangannya.

Kabar ditemukannya gunung api raksasa di bawah laut perairan Sumatera cukup menggemparkan namun juga bisa dijadikan peringatan dini terhadap kemungkinan bahaya gempa maupun tsunami. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengingatkan agar temuan itu bisa menjadi perhatian besar bagi semua pihak. "Ini temuan luar biasa di mana bisa menjadi perhatian besar bagi kita semua, apalagi jika meletus, bisa menyebabkan tsunami," kata Surono Kepala PVMBG. Sebagai informasi, Surono mencontohkan beberapa gunung api aktif bawah laut di Indonesia seperti Gunung Submarin di Sulawesi Utara yang meletus pada 1922. Menurut PVMBG gunung bawah laut (seamount) ini memecahkan rekor sebagai gunung terbesar di Indonesia.

Ia memprediksi, gunung api yang ditemukan itu sebelumnya pernah beberapa kali meletus sehingga material-material letusannya membuat gunung itu semakin besar seperti sekarang ini.

Menurut Surono, para peneliti harus meneliti lebih lanjut untuk mengetahui kepastian gunung berapi itu, seperti tingkat keaktifan magmanya, memiliki lubang pada bagian atasnya sebagai tempat untuk keluar letusan dan lainnya.

Bila gunung itu merupakan gunung berapi, lanjut Surono, akan sangat berbahaya bila meletus. Gunung api yang berada di tengah laut itu bisa menimbulkan gelombang besar di permukaan laut, bahkan tsunami. Oleh sebab itu, perlu ada perhatian serius dari pemerintah untuk mengantisipasi hal itu.

“Para peneliti juga harus melakukan pengawasan dan pemantauan mengenai kondisi gunung tersebut serta membuat peta rawan bencana di sekitar gunung itu sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Namun masyarakat diimbau untuk tidak panik atau mengkhawatirkan bakal meletusnya gunung raksasa di bawah laut di perairan Sumatera sehingga menyebabkan bencana tsunami. Gunung raksasa bawah laut di perairan Sumatera sebenarnya tidak hanya satu, melainkan dua. Dipastikan gunung itu sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan sudah diketahui warga. Gunung tersebut bukan berada di jalur vulkanik tapi di jalur kerak samudra dan berada di bagian dalam zona subduksi seperti hot spot.

Dua gunung di Sumatera, yakni Gunung Kerinci dan Gunung Talang, saat ini sedang berfluktuasi, namun hal ini dipastikan tidak ada kaitan dan tidak akan mempengaruhi aktivitas gunung raksasa bawah laut yang baru ditemukan di perairan Sumatera. Seperti diketahui, hingga saat ini Gunung Kerinci masih berfluktuasi dan mengeluarkan abu yang berasal dari kawah setinggi 500 meter. Penyebaran abu tersebut hingga radius 10 kilometer.
Bahkan beberapa waktu lalu ada beberapa binatang di sekitar gunung turun ke bawah. Menurut Kepala Penjaga Gunung Kerinci, Heru Prasetyo, hal itu merupakan tanda-tanda ada aktivitas Gunung Kerinci yang menimbulkan hawa panas. "Binatang itu mencari lokasi yang berhawa lebih dingin. Tapi itu belum tentu gunung akan meletus," katanya.

"Kebetulan saja memang satu jalur, tapi gerakan yang dilakukan oleh aktivitas Kerinci dan Talang tidak ada kaitannya dengan gunung berapi di dasar laut. Jadi warga tidak perlu cemas karena itu hanya berupa informasi saja dan menambah pengetahuan," Ketua Ikatan Ahli Geologi Sumatera Barat Ade Edward.

Para ilmuwan selama ini berusaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai lempeng benua di kawasan itu yang menjadi pusat gempa dahsyat yang kemudian menimbulkan tsunami dalam tahun 2004. Ada siklus gempa 200 tahunan di perairan bawah laut Sumatera. Inilah yang kemudian diteliti para ahli geologi pascagempa dan tsunami Aceh. Mereka pun menemukan satu gunung besar di bawah laut perairan barat Sumatera. Gunung itu ditemukan di zona ring of fire. Sebelumnya, kata dia, pernah juga ditemukan gunung bawah laut di daerah lainnya. “Kita kan melakukan penelitian ini karena sebelumnya di perairan barat Sumatera ada dugaan siklus gempa besar 200 tahunan. Kita juga ingin mengetahui struktur bagian dalam geofisikanya,” lanjut Yusuf.

Ditanya apakah gunung tersebut berpotensi untuk meletus, dia mengatakan gunung yang ditemukan itu bukan berada di jalur vulkanik. “Jadi gunung di bawah laut tersebut belum dapat dipastikan itu aktif atau tidak aktif, vulkano atau bukan. Tapi memang ini mirip dengan (gunung) vulkan,” katanya. Yusuf menyatakan gunung yang ditemukan itu berada di jalur subduksi. Zona subduksi atau zona penunjaman adalah zona menunjamnya (bend downward) lempeng samudra ke bawah lempeng benua. Sumber : okezone.com

1 komentar on "Gunung Bawah Laut Di Sumatera"

Unknown on 16 Februari 2018 pukul 04.54 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

 

Mitigasi Copyright 2009 Reflection Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez