Relawan FPBI

Telah 3 tahun, tugas para relawan FPBI dalam aksi kemanusiaan di wilayah Bencana Kegagalan Teknologi yang dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo, di Kec. Porong, Sidoarjo

Rabu, 16 Juni 2010

TMA Jatiluhur Naik 107,08 mdpl

Diposting oleh FPBI di 09.15 0 komentar
Sebelumnya Tinggi Muka Air (TMA) Waduk Jatiluhur Purwakarta mengalami penurunan, kini tinggi permukaan air Waduk Jatiluhur kembali naik melebihi ambang batas normal 107 mdpl. TMA Waduk Jatiluhur sekarang tercatat 107,08 mdpl, sedangkan dua hari sebelumnya TMA waduk sempat berada dibawah ambang batas yaitu 106,94 mdpl.

Kenaikkan TMA Waduk Jatiluhur Purwakarta diduga terjadinya lagi hujan di bagian hulu Sungai Citarum yang bermuara ke salah satunya Waduk Jatiluhur. Selain itu, hujan yang mengguyur Purwakarta sekitarnya ini memberikan andil tingginya pasokan air dari anak-anak sungai ke Waduk Jatiluhur.

Direktur Utama PJT II Jatiluhur Purwakarta, Djendam Gurusinga kepada "PRLM", Rabu (16/6) kemarin membenarkan terjadinya lagi kenaikkan TMA Waduk Jatiluhur.

Menurutnya, kembali meningginya TMA Waduk Jatiluhur itu seiring dengan tingginya curah hujan yang terjadi belakangan ini. "Pola pengaturan air yang dilakukan PJT sudah normal. Air yang dikeluarkan dari waduk dengan pasokan air dari Cirata seimbang. Air yang dikeluarkan waduk mencapai 215-220 meterkubik/detik," kata Djendam.

Berkaitan dengan meningginya permukaan air waduk diatas ambang batas menjadi kekhawatiran sebagian kalangan seperti yang disampaikan Kepala Desa Cikaobandung, Saeful Hidayat. Ia mengatakan seiring dengan meningginya TMA Waduk Jatiluhur serta meningkatnya curah hujan, pihaknya sekarang ini memberlakukan status siaga kepada warganya.

Hal itu dilakukan sebagai wujud kewaspadaan atas kemungkinan buruk yang terjadi seperti banjir. "Saya sudah mengeluarkan status siaga kepada warga Desa Cikaobandung karena permukaan air Waduk Jatiluhur mengalami peningkatan dan tingginya curah hujan," ujarnya. Sumber : Pikiran Rakyat

Jumat, 15 Januari 2010

Peringatan Dini Cuaca

Diposting oleh FPBI di 00.33 0 komentar

Waspada pada hujan deras disertai kilat/petir dan angin kencang.

Antara tanggal : 05 - 06 Januari 2010 :
Sumatera bagian Tengah, Pesisir Barat Sumatera, Pesisir Timur Sumatera bagian Tengah, Kalimantan bagian Timur dam Selatan, sebagian besar Jawa, Jabodetabek, Bali dan Nusa tenggara, Sulawesi bagian Tengah, Selatan dan Tenggara, Papua bagian Tengah, Selatan dan Barat.

Antara tanggal : 07 - 08 Januari 2010 :
umatera bagian Tengah, Pesisir Barat Sumatera, Pesisir Timur Sumatera bagian Tengah, Kalimantan bagian Tengah dam Selatan, Jawa bagian Timur, Jabodetabek, Bali dan Nusa tenggara, Sulawesi bagian Tengah, Selatan dan Tenggara, Papua bagian Tengah, Selatan dan Barat.

Antara tanggal : 09 - 11 Januari 2010 :
Sumatera bagian Tengah, Pesisir Barat Sumatera, Pesisir Timur Sumatera bagian Tengah, Kalimantan bagian Tengah dan Selatan, Jawa bagian Timur, Jabodetabek, Bali dan Nusa tenggara, Sulawesi bagian Tengah, Selatan dan Tenggara, Maluku bagian Utara dan Tenggara, Papua bagian Tengah, Selatan dan Barat.

Sumber : BMKG

Kamis, 17 Desember 2009

Waspada, Badai Tropis Lawrence

Diposting oleh FPBI di 00.51 0 komentar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat mengenai akan adanya badai tropis Laurence di perairan sebelah tenggara Nusa Tenggara Timur.

Badai Laurence kemungkinan akan membentuk daerah pumpunan angin yang memanjang dari Sulawesi bagian selatan hingga Laut Timor dan berpeluang memunculkan awan-awan hujan di timur serta selatan katulistiwa, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Stasiun Metereologi El Tari Kupang, Agus Tjatur Iswahjuanto, Minggu (13/12).

Meski badai itu saat ini masih berada di perairan Australia, semua pihak terutama para nelayan dan pelaut atau pun masyarakat umum yang berencana melakukan perjalanan laut diminta untuk selalu mewaspadai fenomena ini.

Peringatan dini ini, katanya, berlaku antara Minggu (13/12) hingga Senin (14/12) karena itu harus selalu berwaspada kapan dan di mana saja mengingat cuaca sering tidak berkompromi.

Dikatakan, saat ini tekanan udara masih berada pada 1000 hingga 1008 milibar dan masih dikategorikan dalam kondisi eksis di laut.

Tetapi jika tekanannya turun atnara 900-800 mili bar, akan terjadi siklon tropis ynag menimbulkan angin kencang hingga terjadi badai yang berdampak pada hujan lebat disertai guntur dan petir.

Menurut Agus untuk saat ini nahkan hingga tiga hari ke depan kondisi perairan di wilayah tenggara NTT bergelombang antara 1,5-2,00 meter, perairan luat Timor tinggi 2,5-3,0 meter dan Laut Arufuru 3,0-4,0 meter.

Sedangkan suhu muka laut di perairan sebelah selatan khatulistiwa yang masih cukup hangat, 33 derajat celcius, mendukung suplai uap air ke wilayah Indonesia bagian timur termauk tenggara NTT.

Selain itu, kelembaban udara di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Indonesia bagian Timur cukup besar yaitu mencapai 60 persen.

Ia menyebut secara keseluruhan wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang adalah Pesisir Barat Sumatera bagian Selatan - Sumatera bagian Tengah dan Selatan - Jawa, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Sebagian Jawa - Kalimantan bagian Tengah, Barat dan Selatan - Sulawesi bagian Barat, Tenggara dan Selatan - Beberapa daerah di Bali - Nusatenggara - Maluku Tenggara - Papua bagian Timur, Tengah dan Selatan. Sumber : BMKG Kupang

Jumat, 04 Desember 2009

Pemasangan Deteksi Dini DAS Bengawan Solo

Diposting oleh FPBI di 04.48 0 komentar
Perum Jasa Tirta (PJT) I memasang beberapa jenis alat pendeteksi banjir di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

"Ada tiga jenis alat yang kami gunakan, seperti `early warning system` (EWS), `automatic rainfall recorder` (ARR) atau alat pencatat curah hujan, dan `automatic water level metering` (AWLM) pencatat elevasi tinggi muka air," kata Dirut PJT I, Tjuk Walujo Subianto di Wonogiri, Senin.

Untuk alat "early warning system", kata dia, dipasang di 30 titik sepanjang DAS Bengawan Solo.

"Di daerah hulu, bagian tengah DAS, dan hilir, masing-masing kami memasang alat itu di sepuluh titik posko pemantauan," kata Tjuk.

Dia mengatakan, alat tersebut memberi penanda lampu berwarna hijau, kuning, dan merah, untuk memberikan informasi mengenai ketinggian air sungai yang termasuk status waspada banjir.

"Jika lampu berwarna merah, sirine pada alat tersebut akan berbunyi. Masyarakat setempat yang bertugas di pos pemantauan tersebut akan memberikan informasi kepada masyarakat lainnya di pos yang berbeda melalui telepon seluler yang kami sediakan," kata dia.

Dia mengatakan, penanganan dengan cara seperti itu merupakan program PJT I melalui "monitoring" yang berbasis masyarakat.

Selain itu, kata Tjuk, PJT I juga mmasang alat pencatat curah hujan otomatis ("Automatyic Rainfall Recorder") di lima lokasi, seperti Batuwarno, Pracimoloyo, Tirtomoyo, Jatisrono, dan Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri).

"Jika curah hujan masuk pada batas 100 milimeter atau berarti hujan lebat, maka alat tersebut akan memberikan informasi secara otomatis kepada posko-posko pemantau banjir yang ada di sepanjang DAS Bengawan Solo," kata dia.

Fungsinya, kata dia, agar masyarakat yang berada di bagian tengah dan hilir dapat lebih waspada terhadap hujan lebat yang berpotensi meningkatkan volume air di DAS Bengawan Solo.

"Untuk alat pencatat elevasi tinggi muka air (automatic water level metering), kami memasangnyadi enam lokasi, seperti Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Jurug (Kota Solo), Ahmad Yani (Madiun), Karangnongko (Bojonegoro), dan dua titik di bagian hilir," kata dia.

Dia mengatakan, alat tersebut akan memberikan data secara otomatis mengenai tingkat elevasi ketinggian muka air di setiap lokasi pemasangan alat tersebut.

"Data tersebut akan disampaikan kepada pemerintah daerah setempat dan satuan tugas penanganan banjir yang berada di lokasi-lokasi sekitar tempat pemasangan alat tersebut," kata dia.

Tjuk Walujo Subianto mengatakan, dengan adanya alat-alat tersebut diharapkan banjir dapat dideteksi lebih dini sehingga dapat meminimalisir kerugian dan korban yang timbul karena banjir di DAS Bengawan Solo.

Jumat, 20 November 2009

Tinggi Gelombang Nopember 2009

Diposting oleh FPBI di 01.43 0 komentar

JUM'AT, 20 NOPEMBER 2009

Gelombang Dapat Terjadi 2,0 M S/D 3,0 M Di : Selat Karimata, Perairan Timur Batam Dan Timur Riau, Perairan Utara Bangka, Selat Malaka Barat Laut, Laut Andaman, Perairan Enggano, Perairan Bengkulu, Samudera Hindia Barat Lampung Hingga Selatan Jawa Timur , Perairan Morotai Dan Laut Halmahera.

Gelombang Dapat Terjadi 3,0 M S/D 4,0 M Di : Laut Sulu, Laut Natuna Dan Perairan Utara Kalimantan Dan Samudera Pasifik Utara Biak

Rekomendasi ( Peringatan Dini ) Gelombang Dapat Terjadi 4,0 M S/D 5,0 M Di : Laut Cina Selatan, Teluk Siam, Samudera Hindia Barat Mentawai, Samudera Pasifik Utara Biak Dan Laut Philipina

WARNING :

POTENSI HUJAN LEBAT DISERTAI PETIR BERPELUANG TERJADI DI :

  • Perairan Timur dan Barat Malaysia
  • Perairan Utara Aceh
  • Samudera Hindia Barat Aceh dan Barat Bengkulu
  • Perairan Mentawai
  • Laut Sulawesi
  • Perairan jayapura
  • Samudera Pasifik Utara Sangihe Talaud hingga Utara Sorong dan Laut Philipina

Adanya Awan Gelap (Cumulonimbus) Di Lokasi Tersebut Dapat Menimbulkan Angin Kencang Dan Menambah Tinggi Gelombang

SABTU, 21 NOPEMBER 2009

Gelombang Dapat Terjadi 2,0 M S/D 3,0 M Di : Laut Natuna Selatan, Selat Karimata, Perairan Timur Batam Dan Timur Riau, Laut Andaman, Perairan Utara Aceh, Perairan Enggano, Perairan Bengkulu, Samudera Hindia Selatan Lampung Hingga Selatan Jawa Timur , Perairan Morotai Dan Laut Halmahera.

Gelombang Dapat Terjadi 3,0 M S/D 4,0 M Di : Laut Sulu, Teluk Siam, Laut Natuna Utara, Perairan Utara Kalimantan, Perairan Barat Laut Bangka, Selat Malaka Utara Aceh, Samudera Hindia Barat Aceh Dan Barat Mentawai Dan Samudera Pasifik Utara Jayapura

Rekomendasi ( Peringatan Dini ) Tinggi Gelombang Dapat Terjadi 4,0 M S/D 5,0 M Di : Laut Cina Selatan, Perairan Mentawai, Samudera Hindia Barat Daya Banten Dan Laut Philipina.

WARNING :

Potensi Hujan Lebat Disertai Petir Berpeluang Terjadi Di :

  • Perairan Brunai
  • Perairan Aceh
  • Perairan Mentawai Dan Bengkulu
  • Samudera Hindia Barat Mentawai Hingga Barat Bnegkulu
  • Perairan Bangka Selatan Dan Lampung Barat
  • Samudera Pasifik Utara Biak
  • Laut Philipina

Adanya Awan Gelap (Cumulonimbus) Di Lokasi Tersebut Dapat Menimbulkan Angin Kencang Dan Menambah Tinggi Gelombang

MINGGU, 22 NOPEMBER 2009

Gelombang Dapat Terjadi 2,0 M S/D 3,0 M Di : Laut Natuna Selatan, Selat Karimata, Perairan Timur Batam Dan Timur Riau, Perairan Utara Bangka, Perairan Aceh Dan Nias, Perairan Mentawai Dan Enggano, Perairan Bengkulu, Perairan Lampung Barat, Selat Sunda Selatan, Perairan Seltan Jawa Barat, Samudera Hindia Barat Bengkulu Hingga Selatan Jawa Timur Dan Samudera Pasifik Utara Sangihe Talaud Hingga Utara Sorong.

Gelombang Dapat Terjadi 3,0 M S/D 4,0 M Di : Laut Sulu, Teluk Siam, Laut Natuna Utara, Perairan Utara Kalimantan, Laut Andaman, Samudera Hindia Barat Daya Enggano, Samudera Pasifik Utara Biak Dan Laut Philipina

Rekomendasi ( Peringatan Dini ) Gelombang Dapat Terjadi 4,0 M S/D 5,0 M Di : Laut Cina Selatan Dan Samudera Hindia Barat Aceh.

WARNING :

Potensi Hujan Lebat Disertai Petir Berpeluang Terjadi Di :

  • Perairan Timur Malaysia
  • Perairan Selatan Bangka Dan Sumatera Selatan
  • Samudera Hindia Barat Mentawai Hingga Barat Lampung
  • Perairan Selatan Jawa
  • Samudera Pasifik Utara Biak
  • Laut Philipina

Adanya Awan Gelap (Cumulonimbus) Di Lokasi Tersebut Dapat Menimbulkan Angin Kencang Dan Menambah Tinggi Gelombang

SENIN, 23 NOPEMBER 2009

Gelombang Dapat Terjadi 2,0 M S/D 3,0 M Di : Selat Karimata, Perairan Utara Bangka, Perairan Timur Riau, Laut Andaman, Perairan Aceh Dan Nias, Perairan Mentawai, Perairan Bengkulu Hingga Barat Lampung, Perairan Enggano, Selat Sunda Selatan, Perairan Selatan Jawa Hingga Selatan Lombok Dan Perairan Utara Sangihe Talaud.

Gelombang Dapat Terjadi 3,0 M S/D 4,0 M Di : Teluk Siam, Laut Natuna, Perairan Utara Kalimantan, Perairan Utara Jambi, Samudera Pasifik Utara Biak Hingga Utara Jayapura Dan Laut Philipina.

Rekomendasi ( Peringatan Dini ) Gelombang Dapat Terjadi 4,0 M S/D 5,0 M Di : Laut Cina Selatan Dan Samudera Hindia Barat Laut Aceh Hingga Barat Nias.

Adanya Awan Gelap (Cumulonimbus) Di Lokasi Tersebut Dapat Menimbulkan Angin Kencang Dan Menambah Tinggi Gelombang.


SELASA, 24 NOPEMBER 2009

Gelombang Dapat Terjadi 2,0 M S/D 3,0 M Di : Teluk Siam, Selat Karimata, Perairan Utara Bangka, Perairan Timur Riau, Laut Andaman, Perairan Aceh Dan Nias, Perairan Mentawai, Perairan Bengkulu Hingga Barat Lampung, Perairan Enggano, Selat Sunda Selatan, Perairan Selatan Jawa Hingga Selatan Bali, Perairan Utara Sangihe Talaud, Perairan Morotai, Perairan Biak Dan Perairan Jayapura

Gelombang Dapat Terjadi 3,0 M S/D 4,0 M Di : Laut Natuna, Perairan Utara Kalimantan, Perairan Utara Jambi, Samudera Hindia Barat Laut Aceh Hingga Barat Nias, Samudera Pasifik Utara Biak Hingga Utara Jayapura Dan Laut Philipina.

Rekomendasi ( Peringatan Dini ) Gelombang Dapat Terjadi 4,0 M S/D 5,0 M Di : Laut Cina Selatan.

Adanya Awan Gelap (Cumulonimbus) Di Lokasi Tersebut Dapat Menimbulkan Angin Kencang Dan Menambah Tinggi Gelombang

RABU, 25 NOPEMBER 2009

Gelombang Dapat Terjadi 2,0 M S/D 3,0 M Di : Teluk Siam, Laut Natuna, Perairan Utara Kalimantan, Perairan Timur Riau, Selat Malaka, Laut Andaman, Perairan Aceh Dan Nias, Perairan Mentawai, Perairan Bengkulu Hingga Barat Lampung, Perairan Enggano, Selat Sunda Selatan, Perairan Selatan Jawa Tengah Hingga Selatan Jawa Timur, Perairan Utara Sangihe Talaud, Perairan Morotai, Perairan Biak Dan Perairan Jayapura

Gelombang Dapat Terjadi 3,0 M S/D 4,0 M Di : Samudera Hindia Barat Aceh, Samudera Hindia Selatan Lampung Hingga Selatan Jawa Barat, Teluk Karpentaria Dan Laut Philipina

Rekomendasi ( Peringatan Dini ) Gelombang Dapat Terjadi 4,0 M S/D 5,0 M Di : Laut Cina Selatan.

Adanya Awan Gelap (Cumulonimbus) Di Lokasi Tersebut Dapat Menimbulkan Angin Kencang Dan Menambah Tinggi Gelombang

KAMIS, 26 NOPEMBER 2009

Gelombang Dapat Terjadi 2,0 M S/D 3,0 M Di : Laut Natuna, Perairan Utara Kalimantan, Selat Malaka, Laut Andaman, Perairan Aceh Dan Nias, Perairan Mentawai, Perairan Bengkulu Hingga Barat Lampung, Perairan Enggano, Selat Sunda Selatan, Perairan Selatan Jawa Barat, Laut Arafura Timur, Perairan Utara Sangihe Talaud, Perairan Morotai Dan Samudera Hindia Utara Biak Hingga Utara Jayapura.

Gelombang Dapat Terjadi 3,0 M S/D 4,0 M Di : Laut Philipina

Rekomendasi (Peringatan Dini) Gelombang Dapat Terjadi 4,0 M S/D 5,0 M Di : Laut Cina Selatan Adanya Awan Gelap (Cumulonimbus) Di Lokasi Tersebut Dapat Menimbulkan Angin Kencang Dan Menambah Tinggi Gelombang. Sumber : BMKG

 

Mitigasi Copyright 2009 Reflection Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez